Tuesday, June 5, 2012

Nokogiri yama: Mengintip Neraka


Plat tanda masuk menuju Nokogiri Yama: Ke Kiri!
Pagi itu saya memang sudah berniat untuk berjalan ke gunung yang satu ini. Gunung ini terletak di daerah Chiba Prefektur, di pinggir laut. Berpuluh-puluh tahun yang lalu, gunung ini pernah menjadi tambang batu yang terkenal karena kekokohan batunya. Sebut saja kuil Yasukuni dan universitas kawakan macam Waseda. Mereka juga menggunakan batu dari gunung ini. 

Jalan setapak Nokogiri Yama
Pemandangan gunung ini memang sudah tidak alami lagi karena penambangan batu bertahun-tahun yang lalu itu. Tapi, hasil tangan manusia itu malah menghasilkan sebuah karya seni yang megah. Cekungan-cekungan hasil potongan batu berbentuk kubus-kubus menjadi semacam tetris yang gagal. 
Beberapa daerah masih memperlihatkan sisa penambangan. Saya melihat bangku-bangku kayu dan alat penambangan dikumpulkan di satu tempat. Bahkan ada sebuah tempat yang lumayan mengerikan karena cekungannya menggenang air, membuat suasana menjadi dingin, membuat kita merasa sedang berpetualang.




Tebing Jigoku Nozoki: Mengintip Neraka















Menurut saya, daya tarik Nokogiri yama ada tiga. Yang pertama adalah Nihonji, sebuah kompleks kuil yang dibangun di pegunungan. Struktur bangunannya membuat saya jadi ingat film-film silat yang mengharuskan murid perguruan menimba ilmu di kuil pegunungan semacam ini. Banyak tangganya! Saya  membayangkan murid-murid itu mengangkut air menaikki tangga yang membuat saya ngos-ngosan itu.
Yang kedua adalah Daibutsu yang berada di kompleks Nihonji. Daibutsu di Kamakura yang terkenal itu berukuran 13,35 meter. Dengan ketinggiannya yang mencapai 31 meter, Daibutsu milik kompleks Nihonji ini menjadi Daibutsu dalam posisi duduk tertinggi di negeri sakura ini. Sayangnya, hanya segelintir orang saja yang tahu pada fakta ini.

Kita bisa naik ke sana




















Yang ketiga adalah Jigoku-Nozoki, yang arti literalnya, tempat untuk mengintip neraka. Tapi jangan mengharapkan lautan api, karena nama tebing ini sama sekali tidak sesuai dengan pemandangan yang ia sediakan bagi pemanjat. Jigoku Nozoki menyajikan sebuah pemandangan luas, paduan antara teluk Tokyo, hutan dan jalan raya.
Jigoku-Nozoki adalah sebuah tebing yang dihasilkan oleh penambangan batu. Tebing itu menonjol keluar, seolah bisa patah kapan saja. Berdiri di atas tebing itu, membuat kaki saya geli dan membayangkan atraksi jet-coaster. Bagi yang punya nyali, silakan melongokkan kepala dan menatap pemandangan di bawah.



Tips untuk menikmati hiking Nokogiri Yama:

Bekas Penambangan
Setiap gunung punya wajah mereka sendiri. Nokogiri-yama juga memiliki wajahnya. Seperti yang saya katakan tadi, gunung ini adalah hasil kolaborasi alam dan manusia. Sebuah hasil karya seni. Tapi karya seni bukan hanya bisa dilihat tapi juga bisa didengar. Lain dengan Kamakura dan Yakushima, saya bisa mendengar suara cericip burung di setiap tangga yang saya naiki. Kalau sempat, jangan hanya melihat pemandangan, tapi sediakan ruangan bagi telinga untuk mendegar paduan cericip burung dan gesekan ranting pohon.














Bekas penambangan
Hiking di Nokogiri Yama membutuhkan kejelian untuk melihat setiap papan penunjuk jalan. Saya sempat nyaris tersesat karena kurang teliti melihat papan penunjuk. 
Bagi yang tidak suka hiking, juga disediakan rope-way seharga 500 Yen untuk tiket sekali jalan atau 900 Yen untuk tiket pulang-pergi ke kompleks Nihonji.
Jangan lupa membawa bekal makan siang untuk dinikmati di dekat Daibutsu.



















Hyaku-shaku Kannon


Akses:

Dari Tokyo gunakan bus ke Kimitsu Station. Dari Kimitsu Station, pindah kereta Uchibo Line turun di Hamakanaya Station.
Dari Yokohama gunakan Yokosuka Line ke Kurihama Station. Dari Kurimaha Station, jalan kaki ke pelabuhan Kurihama sekitar 30 menit dan naik Feri ke pelabuhan Kanaya.










Daibutsu
























Map:

Larger map for Nokogiri Yama







3 comments:

  1. Foto-foto nya itu lho, keliatan pro banget. Pake apa sih? hahaa.. btw, masih belum nangkep yang dimaksud 'neraka' itu bagian mananya yang kayak neraka? Dan rincian yang kamu tulis, jadi bikin kamu cocok jadi tour guide tuh. Huehehhe
    *thumbs up*

    ReplyDelete
  2. Updated!
    Aku lupa ngasih satu paragraf. Padahal waktu itu sudah ada dikepala... ^^;

    ReplyDelete
  3. eh satu paragraf? Apa maksudnya satu kalimat yg ini: Tapi jangan mengharapkan lautan api, karena nama tebing ini sama sekali tidak sesuai dengan pemandangan yang ia sediakan bagi pemanjat. ??

    Aku pikir disebut menigintip neraka karena dari atas tebing yg tinggi, kalau kita lihat ke bawah akan terasa mengerikan. Konotasi neraka ada di hal mengerikannya. Itu sih yg aku tangkep dari foto dan keterangannya, hehee ^^

    ReplyDelete