Saturday, August 4, 2012

Museo d'Arte Ghibli

Pintu masuk museum






Rumah seorang paman yang menghabiskan waktunya untuk berkeliling dunia. Seperti itulah museum yang satu ini.

Anime Ghibli sudah menghias layar kaca Jepang sejak tahun 1985. Animasinya selalu memiliki unsur petualangan dan fantasi yang tidak ada habis-habisnya. Miyazaki Hayao mengumpulkan berbagai cerita dongeng dari berbagai negara dan merangkumnya menjadi animasi yang selalu menarik untuk ditonton.








Penunjuk Jalan ke museum



Terletak di Mitaka, Tokyo, museum ini jauh dari keramaian. Kita bisa ke sana dengan menggunakan bus ataupun berjalan kaki. Kalau ingin berjalan kaki, kita bisa menyusuri Tamagawa Josui, sebuah sungai kecil. Tidak ada salahnya berjalan kaki menyusuri kota kecil ini.

Menara museum
Tiket ke museum ini harus kita booking sebelumnya. Museum ini juga membatasi jumlah pengunjung dengan cara membagi jam masuk menjadi 4 kelompok: Jam 10 pagi, jam 12, jam 2 siang, dan jam 4 sore. Dengan demikian, museum tidak akan penuh sesak dengan pengunjung. Tapi, jangan lupa jam berapa kita booking, karena hanya di jam itu saja kita diizinkan masuk ke dalam. Selebihnya kita tak akan bisa masuk.

Saya sempat tersesat saat saya dan teman saya berkeliling museum. Saat saya bertanya arah pada penjaganya, gadis itu hanya tersenyum dan menunjuk peta yang saya pegang.

"Mari kita tersesat," katanya. "Take your time, see arround, dan tersesatlah."











Bus khusus ke museum
Saya tertawa saja dengan teman saya. Museum ini memang unik, menyajikan bagaimana sebuah animasi dibuat, mulai dari ide cerita sampai pewarnaan. Yang membuat saya ternganga adalah banyaknya koleksi buku dongeng di sana!

Sayangnya, pengambilan foto dilarang di dalam museum.





Salah satu sudut museum



Biaya:
Tokyo station - Mitaka Station = 380 Yen
Ghibli Museum Ticket = 1000 Yen

Link:







Wednesday, August 1, 2012

Sumidagawa Fireworks Festival

Tokyo Sky Tree

Suasana musim panas di Jepang tidak akan lengkap dengan Yukata, dan tentu saja Hanabi, alias kembang api. Di bulan-bulan menjelang musim panas, dimana kelembaban udara semakin meningkat, festival kembang api mulai diadakan di mana-mana. Minggu lalu, saya sempat mengunjungi salah satu festival kembang api ini dan menontonnya dari atap rumah teman.

Festival yang saya kunjungi berada di daerah Asakusa, sebuah kota lama yang dulu pernah menjadi pusat negara ini. Festival ini diadakan di pinggir Sumida gawa, sebuah sungai yang berada di daerah Asakusa. Karena itu, festival kembang api ini lebih dikenal dengan sebutan Sumida gawa Hanabi Taikai. 










Kembang api pertama diluncurkan pukul 7 dan berlangsung selama satu setengah jam. Tapi, jangan kira bahwa waktu satu setengah jam itu panjang.  Kembang api demi kembang api seperti memiliki cerita mereka sendiri-sendiri, dibagi menjadi bab-bab pendek, masing-masing memiliki klimaksnya sendiri-sendiri. Yang pasti, setiap klimaks berhasil membuat saya dan teman-teman saya berteriak-teriak dan bertepuk tangan dan berharap kembang api selanjutnya kembali diluncurkan.




Kembang Api



Saya akan membagi beberapa tips kecil bagi yang ingin menonton kembang api di Sumida gawa. 
  1. Datang lebih cepat. Datang lebih cepat bisa menghindarkan kita dari sesaknya kereta. Selain itu, kita juga harus 'booking' tempat untuk melihat kembang api ini. Biasanya orang-orang akan menggelar semacam tikar di atas trotoar atau jalan dan duduk di sana. 
  2. Bawa makanan dan minuman untuk dimakan sambil menikmati kembang api.
  3. Santap makanan saat hari masih terang dan kembang api masih belum mencapai klimaks. Saat mendekati berakhirnya acara, biasanya kembang api yang diluncurkan semakin meriah. Lagipula, siapa yang mau makan di kegelapan?
Orang-orang yang sudah mulai menggelar tikar


Akses:
Oshiage Station (Tokyo Metro Hanzomon Line, Keisei Line, Toei Asakusa Line, Tobu Line)






Map:
Tidak ada tempat khusus untuk melihat festival ini.
Yang kita butuhkan hanya tikar and foods!



View Larger Map