Tuesday, October 2, 2012

Slow Travel

Untuk perjalanan kali ini, saya tidak punya rencana apapun. Saya hanya ingin berjalan dan menyusuri kota, mencari tahu satu tempat dan berjalan lagi ke tempat yang lain hanya berbekal satu buku panduan dan peta-peta yang tersebar hampir di seluruh kota.

Hari ini, saya tiba di Nara, sebuah ibukota Jepang zaman dulu, bahkan sebelum Kyoto. Sialnya, saya tidak bisa tidur semalaman suntuk karena saya menggunakan bus ke kota ini, diguncang oleh geronjalan jalan selama 9 jam! FYI, saya menggunakan poin untuk membeli tiket bus ini, jadi saya tidak mengeluarkan uang sepeserpun.

Jadi inilah rencana saya, menikmati hari yang berjalan dengan lambat tanpa dipaksa-paksa oleh deadline dan peraturan manapun yang berhubungan dengan waktu.

Sudah saya ucapkan selamat tinggal pada jam tangan saya hanya untuk minggu ini.

Berikut adalah daftar tempat yang saya kunjungi hari ini:

1. Sarusawa Pond
Terletak tak jauh dari stasiun Nara, kolam ini adalah salah satu pemandangan terkenal Nara. Biasanya di kartu pos, kolam ini dipasangkan dengan pagoda bertingkat lima, milik kompleks Koufukuji Shrine.

2. Umeko Temple
Terletak di salah satu sudut Sarusawa Pond. Saya tidak akan tahu tentang keberadaan temple unik ini kalau tidak ada penjelasan di sekitar kolam. Apa uniknya? Umeko Temple dibangun terbalik!
Biasanya, temple dibangun menghadap ke arah yang sama dengan gerbang torii nya. Tapi kuil ini dibangun terbalik.

Sarusawa Pond dan Pagoda tingkat lima di pagi hari
Ada satu kisah sedih tentang kuil ini.

Seorang gadis pelayan istana kerajaan mendapat hati raja yang sedang ia layani. Si gadis itu sendiri juga menyukai sang raja dan mereka menjadi sepasang kekasih. Hanya saja, entah karena kesalah pahaman atau apa, si gadis mengira sang raja sudah tidak menyukainya lagi lantaran sang raja menjadi jarang menyuruh gadis itu menghadap.

Si gadis yang tidak bisa menahan luka hatinya menangis dan menjatuhkan dirinya ke dalam kolam. Sang raja yang tahu bahwa kekasihnya ini meninggal segera berlari menuju ke kolam dan mendendangkan sebuah lagu cinta bagi gadis itu.

Beberapa ratus tahun kemudian, seorang pendeta bertemu dengan arwah gadis itu dan membimbing gadis itu ke surga. Pendeta itu akhirnya membangun kuil bagi gadis itu dengan posisi terbalik agar sang gadis tidak lagi memandang kolam dan mengingat kesedihannya di surga sana.

3. Koufukuji Shrine
Kuil ini adalah salah satu situs yang ditetapkan oleh UNESCO sebagai salah satu warisan sejarah dunia. Di sekeliling kuil ini kita bisa melihat rusa-rusa berkeliaran. Kita bisa membeli Shika-senbei (Biskuit Rusa) untuk cemilan si rusa. Awas, jangan makan biskuit itu, karena biskuit itu hanya khusus untuk rusa!

4. Karakuri Museum

Karakuri Museum
Saya menemukan sebuah museum mungil di pinggir jalan sempit. Di kedua sisi jalan penuh dengan rumah-rumah dengan model kuno. Bahkan papan penunjuk museum itu terbuat dari kayu. Museum itu ternyata memamerkan mainan anak-anak zaman dulu. Saya kagum dengan berbagai trik yang digunakan untuk membuat mainan itu. Mulai dari pasir, kertas, benang, bahkan kayu pun bisa mereka gunakan untuk membuat mainan yang bergerak dengan sendirinya tanpa bantuan baterai ataupun listrik!










Selebihnya, saya habiskan sisa hari saya di dalam kamar hotel, tepar karena kurang tidur!!

No comments:

Post a Comment